Hidangan Paling Lezat – Setiap makanan di buat dari bahan yang berbeda dan mengalami transformasi yang berbeda untuk menciptakan rasa yang unik.
Demikian pula, setiap negara di dunia memiliki makanan dan karakteristik yang berbeda. Dari menu rasa pedas, manis, dan gurih hingga lebih banyak rasa yang tak terbayangkan.
Ada juga menu dengan aroma rempah-rempah yang tajam. Tentunya hal ini tidak terlepas dari budaya masing-masing negara.
Jadi apa masakan internasional terbaik di dunia? Mari kita lihat beberapa hidangan lezat yang di akui secara internasional!
1.Hidangan Paling Lezat yang pertama adalah Massaman Curry (Thailand)
Hidangan Paling Lezat yang pertama adalah Massaman Curry dari Thailand adalah sajian paling lezat di dunia.
Dengan perpaduan cita rasa unik yang manis, pedas, dan gurih, hidangan ini memukau lidah setiap penyuka kuliner.
Kari Massaman memperoleh kelezatannya dari penggunaan pasta kari Massaman yang di hasilkan dari rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, adas manis, dan pala.
Bumbu khas ini, meskipun sering di gunakan dalam masakan India, menciptakan karakteristik rasa yang tak tertandingi dalam hidangan Thailand ini.
Kari Massaman, sebagai harmoni cita rasa Thailand dan India, mengandung kisah sejarah yang menarik.
Menurut The Spruce Eats, nama “massaman” memiliki akar dari kata “mussulman,” yang merupakan istilah kuno untuk menyebut umat Muslim.
Pada awal abad ke-17, komunitas Muslim memperkenalkan sejumlah rempah-rempah baru ke Thailand, memberikan kontribusi pada keberagaman rasa di wilayah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, kata ini tidak hanya merujuk pada asal-usulnya, melainkan juga menjadi simbol rempah-rempah aromatik yang kaya dalam budaya kuliner Thailand dan India.
Merupakan hidangan yang berakar dalam Islam, kari Massaman umumnya menggunakan daging sapi, walaupun terkadang dapat di sajikan dengan bebek, tahu, ayam, atau sayuran.
Komposisi bumbu kari melibatkan bawang merah, bawang putih, jahe, parutan kulit jeruk lemon, cabai merah, ketumbar, jinten, kunyit, kayu manis, cengkeh, kapulaga, asam jawa, dan santan.
Sama seperti bahan kari lainnya, semua komponen ini di haluskan. Bumbu halus kemudian di tumis sebelum di tambahkan santan dan bahan lain seperti daging sapi, ayam, atau daging sayur.
Semua bahan di masak dengan api kecil hingga saus mengental dan bahan-bahannya matang.
Untuk sentuhan aroma khusus, daun salam di tambahkan pada tahap akhir.
Kari Massaman di sajikan dalam keadaan panas, seringkali di sandingkan dengan kentang rebus atau nasi panas.
2. Hidangan Paling Lezat yang Kedua adalah Pizza (Italia)
Di zaman kuno, terdapat sepotong roti dengan topping gurih, menjadi pilihan makanan praktis dan lezat bagi mereka yang tidak mampu membeli hidangan berat.
Roti ini juga menjadi pilihan praktis bagi para pelancong. Jenis pizza ini bahkan muncul dalam puisi “Aeneid” oleh penyair Romawi kuno Virgil pada zaman pemerintahan Augustus.
Dalam puisi tersebut, kisah perjalanan pahlawan Troya, Aeneas, dalam mitologi Yunani, di ceritakan. Aeneas dan anak buahnya beristirahat dalam perjalanan mereka, makan roti gandum tipis dengan topping jamur dan tumbuhan hutan.
Mereka memiliki roti gandum sebagai alas dan taburan di atasnya.
Saat putra Aeneas, Ascanius, melihatnya, ia tersenyum dan menyebutnya sebagai makanan piring mereka, dengan piring yang di maksud adalah roti gandum.
Pada akhir abad ke-18, bentuk pizza yang lebih di kenal seperti sekarang muncul di Naples, Eropa. Naples, pada saat itu, adalah salah satu kota terbesar di Eropa dengan populasi yang berkembang pesat.
Namun, pertumbuhan ini juga mengakibatkan banyak orang jatuh miskin. Orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan mencari makanan yang terjangkau, dan pizza menjadi pilihan yang tepat.
Pizza mulai di jual oleh pedagang kaki lima dalam potongan kecil yang dapat di sesuaikan dengan permintaan pembeli.
Topping yang di gunakan mencakup bawang putih, lemak babi, dan garam sederhana, sesuai dengan harga yang terjangkau.
Pada masa itu, pizza menjadi simbol kemiskinan. Namun, pandangan terhadap pizza berubah seiring dengan penyatuan Italia.
3. Hidangan Paling Lezat yang Ketiga adalah Sushi (Jepang)
Sushi berasal awalnya dari praktik pengawetan ikan di wilayah Asia Tenggara, kemudian menyebar ke Cina dan selanjutnya ke Jepang.
Metode khusus ini dikenal sebagai narezushi, di mana ikan yang diawetkan disusun di atas nasi yang telah diasinkan dan dibungkus dengan daun.
Melalui proses pengemasan, ikan mengalami fermentasi sehingga tetap dapat di konsumsi meskipun di simpan dalam waktu yang lama.
Pada awalnya, dalam narezushi, nasi yang telah di asinkan akan di buang, dan hanya ikan yang menjadi bagian dari hidangan.
Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa narezushi memiliki perbedaan dengan sushi yang biasanya kita nikmati saat ini.
Selain itu, ada jenis hidangan bernama namanare yang terdiri dari ikan mentah yang di bungkus dengan lapisan kulit, dan ikan ini biasanya di konsumsi sebelum rasa makanan berubah.
Dari kedua hidangan tersebut, lahirlah konsep sushi, awalnya di rancang untuk tujuan pengawetan ikan, namun evolusi ini berubah menjadi bentuk masakan baru.
Sushi modern, yang merupakan keturunan dari nenek moyangnya, muncul pada periode Edo sekitar tahun 1600-1800 di Jepang.
Pada tahap ini, potongan ikan dan sayuran yang di tempatkan di atas nasi memiliki ukuran yang cukup besar, mirip dengan onigiri.
Pembuatan sushi pada saat itu juga melibatkan penggunaan cuka dalam prosesnya.
Saat pertama kali di perkenalkan, sushi di anggap sebagai hidangan yang sangat mewah dan bahkan di kenakan pajak oleh negara.
Pada masa itu, sushi juga biasanya di makan dengan tangan tanpa menggunakan sumpit, berbeda dengan praktik yang umum terjadi saat ini.
Seiring berjalannya waktu, sushi berkembang menjadi makanan cepat saji di Zaman Edo yang dapat di nikmati dengan cepat, bahkan di jual di tenda-tenda kaki lima.
Sejarah panjang sushi memberikan ruang bagi kemunculan berbagai jenis sushi yang berbeda.
4. Peking Duck/ Bebek Peking (Cina)
Bebek Peking pertama kali disiapkan oleh seorang koki pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Pada saat itu, hidangan favorit di istana melibatkan ayam panggang, angsa, dan bebek.
Bebek Peking dianggap sebagai hidangan mewah yang di nikmati oleh anggota masyarakat Dinasti Ming, sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mencicipinya.
Sejak abad ke-16, Beijing telah di jadikan pusat pemerintahan Cina, menyebabkan hidangan khas seperti ini menjadi wajib ada di restoran dan mulai di kenal oleh semua kalangan, termasuk masyarakat umum.
Menurut warisan kuliner Cina, bebek memiliki simbolisme yang mendalam, melambangkan kesetiaan, sehingga menduduki tempat yang penting.
Sebelum berubah menjadi hidangan lezat, bebek yang di pelihara untuk keperluan kuliner ini di beri makan dengan jujube, buah kurma merah.
Untuk memastikan kelembutan daging bebek, setiap enam jam, mereka diberi makan dan diperhatikan agar bebek tidak mengalami pembusukan.
5. Hamburger (Jerman)
Nama “hamburger” sendiri tidak berasal dari kata “ham” atau daging asap dalam bahasa Inggris.
Sebaliknya, hamburger mendapatkan namanya dari kota Hamburg, Jerman, di mana potongan daging sapi disebut sebagai steak.
Hamburger di anggap sebagai hidangan populer di Jerman dan kemudian di introduksi ke Amerika oleh para imigran Jerman.
Hidangan daging ini kemudian semakin populer dan di kenal dengan nama “Hamburger Steak.” Menu bihun Hamburg di perkenalkan ke Amerika Serikat oleh komunitas Jerman.
burger ini semakin mendunia. Terdapat berbagai versi mengenai asal usul burger di Amerika. Sebagian mengatakan bahwa burger di ciptakan oleh dua bersaudara dari Ohio, yakni Frank dan Charles Menches.
6. Penam Assam Laksa (Malaysia)
Terdapat banyak versi yang terkait dengan asal usul nama “laksa”. Karena istilah ini dapat berasal dari beberapa bahasa, editor Asian Inspiration di Australia melakukan penelitian mendalam terkait hal ini.
Mari kita bahas satu per satu. Salah satu teori menyatakan bahwa istilah “laksa” berasal dari bahasa Hindi atau Persia, khususnya dari kata “lakhshah”. Ini merujuk kepada jenis mie polos yang biasanya di gunakan dalam sup.
Setelah di teliti lebih lanjut, istilah “rukhshah” juga di anggap sebagai serapan dari kata Sanskerta “laksha”, yang berarti “ratusan ribu”.
Makna kata ini sering di gunakan sebagai referensi untuk menjelaskan mengapa semangkuk pho di sebut “daun laksa”, karena cita rasanya yang kaya akan bumbu, seolah-olah menggunakan “ratusan ribu” rempah-rempah.
Teori lain menyatakan bahwa “laksa” berasal dari kata Kanton yang berarti “pasir pedas”. Kuah kaldu daun laksa, biasanya di buat dari udang kering, memberikan kekentalan pada kuah.
Kepercayaan bahwa asal kata “laksa” berasal dari bahasa Kanton semakin diperkuat oleh rasa pedas yang khas dari hidangan ini.
Teori lain yang mendukung asal-usul makanan laksa menyebutkan bahwa “laksa” berasal dari kata “Hokkien” yang berarti “kotor” atau “sup lup”.
Hokkien adalah etnis yang berasal dari Fujian, yang terkenal sering berperan sebagai imigran. Keturunan Hokkien ini telah tersebar ke berbagai wilayah, termasuk Taiwan, Malaysia, dan Indonesia.
Secara khusus, di wilayah Melayu, mereka yang merupakan keturunan Hokkien dikenal dengan sebutan Peranakan.
Sejak saat itu, di perkirakan bahwa Hokkien atau Peranakan memainkan peran penting dalam penyebaran dan pengenalan laksa, yang kini menjadi hidangan khas yang sangat terkenal di Asia Tenggara.
Khususnya di wilayah Melayu, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Laksa bahkan di temukan secara luas di selatan Thailand.
Salah satu ciri khas laksa adalah rasa segar atau sensasi pedas yang berasal dari daun laksa atau Persicaria odorata, meskipun tanaman ini sebenarnya bukan termasuk dalam genus mint.
7. Tom Yum Goong (Thailand)
Sup ini terdiri dari hidangan seafood dengan rasa asam ringan yang kaya dengan tambahan daun ketumbar dan bumbu khas yang biasanya di temukan dalam masakan khas Thailand.
Hidangan ini sudah di kenal sejak dekade terakhir abad ke-19.
Tom Yum berasal dari bahasa Thailand, di mana “Tom” mengartikan panas atau mendidih, sementara “Yum” merujuk pada cita rasa pedas dan asam.
Istilah ini sesuai dengan deskripsi hidangan yang biasanya disantap panas-panas dengan ciri khasnya yang asam.
Selain seafood, tom yum juga bisa berisi ayam, ikan, jamur, dan sebagainya. Tom yum juga dikenal sebagai sup dengan kuah bening atau santan kental.
Bumbu utama tom yum terdiri dari rempah-rempah seperti serai, lengkuas, daun jeruk purut, dan air jeruk nipis yang biasanya di gunakan dalam berbagai masakan khas Thailand pada umumnya.
Dokumen sejarah menunjukkan bahwa asal mula hidangan ini berasal dari Thailand tengah, di mana terdapat banyak udang segar di dekat Sungai Chao Phraya.
Penduduk setempat kemudian menggunakan udang karang sebagai bahan dasar sup atau kaldu.
Di lansir dari kompas.com, sejarah lokal mencatat bahwa resep tom yum pertama kali di tulis pada tahun 1888 dengan nama “Snakehead Fish Tom Yum”.
Catatan tersebut tidak menyebutkan penggunaan udang dalam hidangan ini.
Penyebutan udang sebagai salah satu bahan dasar pembuatan tom yum di catat dalam kamus makanan yang di tulis oleh misionaris Amerika dan di terbitkan pada tahun 1897, dengan buku masaknya yang berjudul “Tom Yum Goong dengan lauk pauk”.
Tom yum yang kita kenal sekarang ini sangat berbeda dengan resep asli yang berkembang di masa lalu.
8. Kebab (Turkey)
Kebab, sebuah hidangan Turki yang sangat terkenal, memiliki asal-usul namanya dari kata Arab “kabab,” yang berarti daging yang di panggang.
Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, istilah kebab di gunakan untuk merujuk pada daging panggang.
Awalnya, kebab menggunakan daging domba atau kambing, sebelum akhirnya beralih ke daging sapi dan ayam, seperti yang umumnya di temui saat ini.
Hidangan ini menjadi bagian integral dari makanan cepat saji yang populer di Timur Tengah dan Afrika.
Kebab yang kita kenal sekarang telah mengalami perubahan sepanjang waktu. Pada sekitar abad ke-18, kebab diperkenalkan oleh pedagang Turki ke Eropa, terutama di Berlin, Jerman. Di sinilah kebab mengalami evolusi.
Daging untuk kebab biasanya dicincang, kemudian diberi berbagai bumbu rempah, di panggang hingga matang, dan di sajikan dengan roti tortila, salad, serta mayonaise, mirip dengan penyajian burger.
Keberhasilan kebab sebagai hidangan cepat saji pada waktu itu bahkan mampu menyaingi popularitas burger. Berkat popularitasnya di Jerman, kebab mulai merambah ke dunia internasional, termasuk ke benua Amerika dan Asia, termasuk Indonesia.
9. Rendang (Indonesia)
Rendang adalah masakan pedas dengan bahan dasar daging, menggunakan karambia (santan), dan racikan bumbu halus seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, dan bumbu lainnya. Keistimewaan rendang terletak pada penggunaan bumbu alami yang memiliki sifat antiseptik, menjadikannya pengawet alami.
Rempah-rempah dalam rendang juga di kenal memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, sehingga rendang sering bertahan hingga berbulan-bulan.
Untuk memasak rendang hingga kuahnya benar-benar kering, di butuhkan waktu sekitar delapan jam.
Sejarah rendang membawa kita ke Sumatera Barat, khususnya daerah Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kuliner mereka sejak zaman nenek moyang.
Meskipun sejarah pembuatan rendang secara spesifik sulit di temukan dalam bukti tertulis, dugaan dari kalangan ulama menyatakan bahwa hidangan ini sudah ada sejak masyarakat Minang merayakan acara adatnya.
Kemungkinan rendang pertama kali di buat secara alami dan bersifat tradisional.
Berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, hingga Negeri Sembilan di Malaysia oleh para pendatang Minang, rendang menjadi hidangan tradisional Minangkabau.
Rekaman tentang rendang sebagai hidangan tradisional Minangkabau dapat di temukan pada awal abad ke-19, meskipun sejarawan Gusti Anan dari Universitas Andalas menduga bahwa rendang berasal dari abad ke-16.
Ini di dasarkan pada catatan sastra abad ke-19 yang mencatat bahwa orang Minang pernah menyeberangi Selat Malaka menuju Singapura dalam perjalanan yang dapat berlangsung sekitar satu bulan.
Dalam perjalanan tersebut, masyarakat Minang harus menyiapkan makanan yang tahan lama, dan rendang dipilih karena kemampuannya bertahan.
Pembukaan kampung baru di pesisir timur Sumatera di Singapura, Malaka, dan Malaysia pada abad ke-16 juga diperkirakan memasukkan rendang sebagai makanan seiring perjalanan yang berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Selain catatan seja
rah, Kolonel Stuers pada tahun 1827 menulis dalam buku hariannya tentang makanan dan sastra, yang menyiratkan istilah makanan hangus dan gosong, yang menurut Gusti Anan merupakan cara konservasi yang umum dilakukan oleh masyarakat Minang.
Asal-usul kata “rendang” sendiri berasal dari kata “mendang,” yang berarti memasak santan secara perlahan hingga mengering, sesuai dengan proses memasak rendang yang membutuhkan waktu lama hingga kuahnya mengering.
10. Poke (Amerika Serikat)
Poke di buat dari tuna Ahi mentah atau gurita yang dipotong dadu. Di Hawaii, poke biasanya di bumbui dengan kecap, minyak wijen, rumput laut, dan daun bawang.
Namun, di London, variasi poke dapat mencakup tambahan kacang macadamia atau kacang mete. Poke juga dapat di siapkan dengan berbagai jenis ikan, seperti salmon dan kerang.
Di beberapa tempat, variasi poke di lakukan dengan menambahkan mayones, wasabi, atau sriracha mayones.
Penting untuk di catat bahwa meskipun poke menggunakan ikan mentah, ia berbeda dengan sashimi dan sushi Jepang, karena ikan yang di gunakan dalam poke tidak mengalami proses fermentasi.
Selain itu, sushi Jepang umumnya diolah dengan nasi sushi, sedangkan poke merupakan semangkuk ikan mentah yang dicincang, dihidangkan dengan tambahan kacang, buah, dan sayuran.