18+ Kerajinan Dari Bambu dan Strategi Pengembangan Usahanya

Anda mungkin sering menemui kerajinan dari bambu di berbagai lokasi, mulai dari pasar tradisional hingga toko oleh-oleh di sekitar destinasi pariwisata.

Kehadiran kerajinan dari bambu ini telah ada sejak zaman nenek moyang dan terus berkembang sebagai kerajinan lokal yang kini dirancang secara modern mengikuti perkembangan zaman.

Tak hanya hadir di Indonesia, kerajinan dari bambu juga di temukan di berbagai negara. Terutama di wilayah Asia yang kaya akan sumber daya bambu.

Daya tarik kerajinan bambu ini tidak hanya di nikmati oleh masyarakat lokal, melainkan juga di minati oleh negara-negara di belahan bumi lainnya.

Seringkali, kerajinan bambu di berikan sebagai tugas kepada para siswa dalam mata pelajaran Seni dan Budaya. Kehadiran kerajinan bambu menjadi sesuatu yang lazim di temui dalam kehidupan sehari-hari karena hal itu.

Mari kita telaah beberapa strategi pengembangan usaha kerajinan bambu yang berpotensi meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal.

Dengan memahami hal ini, di harapkan Anda dapat mengembangkan kerajinan bambu dengan lebih baik.

18+ Contoh Kerajinan Dari Bambu

Berbentuk Kapal

Contoh 1

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 2

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 3

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 4

Berupa Meja

Contoh 1

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 2

Contoh 3

Contoh 4

Tempat Lampu

Contoh 1

Contoh 2

 

Contoh 3

Contoh 4

Contoh 5

Sebagai Tas atau Keranjang

Contoh 1

Contoh 2

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 3

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 4

Kerajinan Dari Bambu

Contoh 5

Kerajinan Dari Bambu

 

Bambu, sebagai tanaman tropis yang melimpah di negara-negara tropis seperti Indonesia, adalah bahan dasar dalam pembuatan berbagai kerajinan tangan.

Seperti pohon kelapa, bambu memiliki beragam manfaat dari akar hingga batangnya. Tak banyak yang menyadari bahwa akar bambu bisa di olah menjadi pupuk untuk tanaman.

Selain itu, rebung, yaitu bambu muda, bisa di olah menjadi hidangan lezat! Bambu yang sudah tua di gunakan dalam kerajinan tangan dan sebagai bahan dalam pembuatan rumah.

Tidak jarang, bambu juga di gunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan alat musik. Betapa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari bambu.

Meskipun bambu sering di gunakan sebagai bahan utama dalam pembangunan rumah, namun belum menjadi prioritas pengembangan karena rentan terhadap kerusakan, terutama saat terpapar air hujan dan panas secara terus-menerus.

Inilah sebabnya mengapa bambu lebih cocok dijadikan kerajinan yang biasanya ditempatkan di dalam rumah dan terlindungi dari cuaca ekstrem. Selain itu, di Indonesia terdapat sekitar 140 jenis bambu yang saat ini sedang di budidayakan dan di kelola.

Cobalah perhatikan di sekitar lingkungan Anda, apakah masih terdapat pertumbuhan bambu yang sehat?

Sedikit trivia menarik, bambu merupakan tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, mampu tumbuh hingga 100 cm dalam kurun waktu 24 jam! Akan tetapi, kondisi tanah tempat tumbuhnya sangat berperan dalam pertumbuhan yang pesat ini.

Mengenal Jenis-Jenis Bambu Untuk Kerajinan

Di lansir dari beberapa sumber, terdapat beberapa jenis bambu yang dapat di temukan di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain:

  • Bambusa balcooa Roxb dapat di temukan di wilayah Jawa, sementara Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend juga hadir di Jawa.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro, di kenal sebagai Bambu Pagar atau Cendani, dapat di temukan di Jawa,
  • Begitu pula dengan Bambusa horsfieldii Munro, yang juga ada di wilayah tersebut.
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild., di kenal sebagai Pring Ori, dapat di temukan di Jawa dan Sulawesi.
  • Kemudian, Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f., di kenal sebagai Bambu Duri, dapat di temukan di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Sementara Bambusa atra Lindl. (Loleba) dapat di temukan di Maluku, dan Bambusa maculata (Bambu Tutul atau Pring Tutul) ada di Bali

Di sisi lain, untuk jenis bambu yang cocok di gunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kerajinan, terdapat Bambu Apus, Bambu Gombong, dan Bambu Betung. Berikut adalah penjelasannya:

Baca juga artikel lainnya: Kerajinan dari Baja Ringan, Berikut Juga Dengan Contahnya

1. Bambu Apus (Gigantochloa apus)

Bambu jenis ini, yang sering di sebut sebagai bambu tali di wilayah Pulau Jawa, tergolong dalam genus Gigantochloa yang di kenal sebagai bambu yang tumbuh secara merumpun.

Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter dengan batang berwarna hijau cerah atau kadang-kadang memiliki nuansa kekuning-kuningan.

Batang dari bambu apus ini tidak memiliki cabang di bagian bawahnya, dengan diameter berkisar antara 2,5 hingga 15 cm, tebal dindingnya mencapai 6 hingga 13 cm, dan panjang setiap ruasnya sekitar 45-65 cm.

Batang bambu apus memiliki bentuk yang kokoh dan lurus, dengan buku-buku yang sedikit membengkak.

Bambu apus terutama di temukan melimpah di wilayah Jawa. Namun, rebung atau bambu muda dari tanaman ini tidak cocok untuk di konsumsi manusia karena rasanya yang sangat pahit.

Oleh karena itu, pemanfaatan bambu apus lebih sering sebagai bahan dasar dalam kerajinan anyaman karena seratnya yang panjang, halus, dan lentur.

Meskipun demikian, jenis bambu ini kurang ideal di gunakan dalam pembuatan alat musik karena buku-buku yang sedikit membengkak dan cekung dapat mengakibatkan suara yang tidak konsisten.

2. Bambu Gombong

Bambu gombong, sering di sebut sebagai bambu ater, merupakan jenis bambu yang memiliki buluh tanpa garis.

Buluhnya berwarna hijau kehitam-hitaman atau bahkan ungu tua sehingga sering di anggap sebagai bambu hitam.

Batangnya tumbuh tegak dan bisa mencapai tinggi hingga 20 meter, dengan diameter batang sekitar 5-10 cm dan panjang ruas sekitar 45-60 cm.

Ciri khasnya, pelepah buluhnya selalu tertutup oleh miang berwarna hitam dan melekat secara konstan. Berbeda dengan jenis bambu lainnya, pertumbuhan bambu gombong ini tergolong lambat.

Bambu gombong sering digunakan sebagai bahan baku untuk perabotan, dinding rumah, kerajinan tangan, alat musik, bahkan pipa air di desa.

Ketika kering, bambu ini berubah warna menjadi hitam kecoklatan dan sangat keras. Namun, dalam kondisi basah atau lembab, kulit batangnya menjadi kurang keras.

3. Bambu Betung

Bambu jenis ini di kenal dengan nama latin Dendrocalamus asper Schult. F. Backer, sering juga di sebut dengan nama dalam bahasa daerah seperti pereng betung, awi bitung, deling betung, dan sebutan lainnya.

Rumpun bambu betung memiliki kepadatan sedang dan tumbuhnya cenderung lambat.

Buluhnya bisa mencapai ketinggian 20 meter dengan diameter sekitar 20 cm, panjang ruas sekitar 40-60 cm, dan ketebalan dinding buluh berkisar antara 1-1,5 cm.

Bambu jenis ini umumnya di manfaatkan sebagai bahan konstruksi untuk dinding rumah (baik dengan cara dianyam maupun dibelah), perabotan rumah tangga, serta kerajinan tangan seperti keranjang bambu.

Rebung dari bambu betung sering diolah sebagai sayuran karena rasanya yang enak.

Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan

Menurut artikel jurnal yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor” karya Budi Setiawan.

Di sampaikan bahwa terdapat tiga alternatif strategi yang dapat di implementasikan dalam usaha pengembangan.

Kampung Pajeleran, yang terletak di Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Bogor, di kenal sebagai daerah yang memiliki pengrajin bambu terampil.

Di kampung ini, ada yang bekerja secara mandiri, sementara yang lain di bantu oleh tim kerja kecil biasanya terdiri dari 1-3 orang.

Dalam konteks ini, pemilik usaha bertindak sebagai manajer sekaligus terlibat secara langsung dalam proses produksi.

Meskipun mayoritas penduduk Kampung Pajeleran memiliki pendidikan setara SMP, kemampuan dan keterampilan mereka dalam menciptakan produk kerajinan dari bambu tidak di ragukan.

Hasil karya perabotan dari bambu yang di produksi oleh para pengrajin ini sangat bervariasi, mulai dari

  • Kursi (kursi malas/rosbang, kursi tamu biasa, kursi tamu anyaman rotan, balai/dipan besar)
  • Meja (meja tamu biasa, meja tamu anyaman rotan)
  • Kerai (penutup silau/panas matahari)
  • Tangga

Bahan baku yang di gunakan oleh para pengrajin tentu terdiri dari bambu, terutama jenis bambu hitam, yang kemudian di padukan dengan tali, rotan, paku, dan cat pernis.

Peralatan yang mereka gunakan juga relatif sederhana, seperti gergaji, pisau, palu, dan golok. Bambu biasanya di peroleh melalui pembelian dari penjual bambu yang mendatangkannya dari berbagai wilayah.</p>

Dalam hal jenis kerajinan dari bambu, produk-produknya dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan karakteristik desainnya.

Kelompok pertama terdiri dari kerajinan yang bersifat asli atau masih menggunakan bahan baku bambu dengan desain yang relatif kaku.

Sementara pada kelompok kedua, kerajinan bambu telah melalui pengembangan di mana bahan baku bambu dikombinasikan dengan bahan lain, menghasilkan desain yang lebih unik dan menarik.

Dari analisis dalam artikel jurnal tersebut, teridentifikasi tiga alternatif strategi pengembangan usaha dalam kerajinan bambu, yaitu:

1.Penetrasi Pasar

Pendekatan strategi pertama dilakukan melalui optimalisasi penjualan produk yang telah ada di pasar. Biasanya, pendekatan ini melibatkan taktik jemput bola’, di mana para pelaku usaha menawarkan produk kerajinan bambu secara langsung dan terus-menerus kepada calon konsumen.

2.Pengembangan Pasar

Untuk meningkatkan jumlah konsumen, UKM kerajinan bambu juga melakukan perluasan wilayah pemasaran mereka.

3.Pengembangan Produk

Selain memperluas jangkauan pasar, penting bagi UKM kerajinan bambu untuk menyesuaikan produk mereka dengan target pasar.

Hal ini mencakup mengikuti tren dan selera pasar, terutama dalam hal desain produk.

Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan tetap relevan dan menarik bagi konsumen, baik yang sudah ada maupun yang baru, sehingga tidak ketinggalan zaman.

Demikianlah penjelasan mengenai berbagai contoh kerajinan bambu serta strategi pengembangan usaha kerajinan bambu yang telah diimplementasikan oleh UKM lokal.

Apakah Anda tertarik untuk mencoba membuat kerajinan bambu dengan desain Anda sendiri?

 

Satu pemikiran pada “18+ Kerajinan Dari Bambu dan Strategi Pengembangan Usahanya”

Tinggalkan komentar